Tuesday, February 8, 2011

DOMBA cacing

(dari blog orang lain)

Marilah berorientasi pada pengendalian penyakit, tindakan konprehensif yang tidak semata-mata menekankan pada pengobatan untuk mengobati setelah kasus penyakit terjadi.

Itulah yang ingin dikatakan Hanafiah dan Dwi Yulistiani sesuai sumber dari Balai Penelitian Ternak Litbang Peternakan dalam suatu kesempatan. Mereka pun menyampaikan hasil penelitian mereka berupa difusi inovasi teknologi pengendalian penyakit infeksi cacing saluran pencernaan secara berkesinambungan pada domba melalui pendekatan partisipatif di Desa Tegalsari, Purwakarta dan desa Pasiripis, Majalengka, Jawa Barat.

Menurut para peneliti itu, penyakit infeksi cacing pada saluran pencernaan pada domba merupakan salah satu penyakit yang menghambat produksi ternak domba terutama pada sistem pemeliharaan secara digembalakan. Cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah penyakit ini adalah melalui pemberdayaan dengan membekali pengetahuan peternak mengenai beberapa aspek produksi dan kesehatan ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi infeksi cacing.

Penelitian Balai Penelitian Ternak Litbang Peternakan itu dilakukan untuk mengetahui difusi inovasi teknologi pengendalian secara berkesnambungan penyakit infeksi cacing saluran pencernaan pada domba melalui pendekatan partisipatif di Desa Tegalsari, Kabupaten Purwakarta dan Desa Pasiripis, Majalengka. Inovasi teknologi yang diintroduksi berdasarkan problem yang ada dan dirasakan oleh peternak di kedua desa tersebut.

DOMBA kawin

(dari blog orang lain)

Penyerentakan berahi adalah memanipulasi proses reproduksi ternak hingga mengalami peristiwa berahi secara bersamaan.Penyerentakan berahi pada umumnya dilakukan dengan pemberian progestagen (progesteron sintetis) selama kurun waktu tertentu baik secara oral, penyuntikan maupun intravaginal.

Selengkapnya silahkan baca disini.

Sumber: www.peternakan.litbang.deptan.go.id

referensi

http://www.saungdomba.com/artikel-domba-garut/52-reproduksi-domba-ii

DOMBA kotoran

(dari blog orang lain)

Pupuk organik dari kotoran kambing-domba sangat bermanfaat bagi tanah maupun tanaman. Meskipun sebagai sumber hara N kalah dari urea, dalam jangka panjang manfaat pupuk organik lebih baik dibanding urea.
baca lebih lanjut di blog terkait

referensi

http://www.saungdomba.com/artikel-domba-garut/65-kotoran-domba-bisa-bernilai-ekonomis

DOMBA pakan

(dari blog orang lain)

1. SEJARAH SINGKAT
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).


2. JENIS
1) Hijauan Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan. Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
b. Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.


DOMBA masalahnya

(dari blog orang lain)
Tulisan ini telah diterbitkan dalam Majalah TROBOS No 101 Februari 2008 Tahun VIII"

Denie Heriyadi
Staf Pengajar pada Fakultas Peternakan Unpad
Litbang HPDKI Jabar

PENDAHULUAN
Pembangunan sektor pertanian dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi, senantiasa didorong

untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, hal ini tercermin dari visi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian, sedangkan dalam misi pembangunan peternakan antara lain adalah memfasilitasi penyediakan pangan asal ternak yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitasnya, memberdayakan SDM agar menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan (Departemen Pertanian, 2001). Salah satu komoditas perternakan yang memenuhi kriteria seperti pada visi daan misi di atas antara lain komoditas domba dan kambing.

Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak bangsa ternak yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 244 bangsa domba yang telah diidentifikasi dengan cukup baik dan dari 300 bangsa kambing yang tercatat, 81 bangsa kambing telah teridentifikasi dengan baik sehingga dari performa fisik dapat dibedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya (Heriyadi, dkk., 2002). Beberapa bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia.

DOMBA pasar nusantara

(dari blog orang lain)
membedakan domba dan kambing. Yang kita tahu, paling, rasa sate kambing lebih lezat dibanding sate domba. Selain bisa untuk bahan membuat topi koboi, ternyata domba juga bisa menghasilkan devisa negara, lho.

Pada dasarnya domba dan kambing merupakan jenis hewan ternak pemakan rumput yang tergolong ruminansia kecil, keduanya pun populasinya hampir tersebar merata dan ada di seluruh dunia. Namun bila kita melihat visual fisiknya dengan cermat maka domba berbeda dengan kambing.


Postur tubuh domba cenderung lebih bulat dibandingkan dengan kambing yang ramping. Daun telinga kambing panjang dan terkulai. Bentuk bulu domba pun lebih ikal dan keriting sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bulu wool sedangkan lain halnya dengan kambing yang cenderung lurus.

Hewan ternak domba yang ada sekarang diduga merupakan hasil dometikasi manusia dari 3 jenis domba liar: Domba Mouflon dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Domba Argali dari Asia Tenggara serta Urial dari Asia. Domba-domba ini awalnya diburu secara liar sampai akhirnya diternakkan oleh manusia.

Lebih bernilai komersial
Dibandingkan dengan sapi, babi, kuda dan kerbau sebagai sesama hewan ruminansia, hewan ternak domba lebih dulu memiliki nilai komersial sejak abad 7000 SM. Bahkan di Indonesia keberadaan hewan ternak domba dapat dilihat pada relief Circa 800 SM pada Candi Borobudur. Oleh karenanya tidak heran bila jumlah populasi domba jauh lebih banyak dibandingkan dengan kambing di dunia.

Data Food Agricultural Organization (FAO) tahun 2002, jumlah populasi domba dunia kurang lebih 1.034 milyar ekor sedangkan kambing hanya sekitar 743 juta. Populasi terbesar domba dan kambing dunia adalah di negara Tirai Bambu Cina, di mana negara kedua terbesar adalah Australia untuk domba dan India untuk kambing.

DOMBA mitra usaha (5)

(dari blog orang lain)

BISNIS AKAR RUMPUT
Sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang peneliti senior di mana beliau merupakan salah satu guru penulis dalam bidang peternakan kambing domba. Bersatulah Peternak Rakyat Indonesia! Respond penulis terhadap tulisan senior dimaksud yang sengaja penulis posting pula pada Blog ini, “Villa Domba 100% Setuju! Berbasis kemitraan bersama peternak desa yang saat ini baru memiliki struktur peternak desa sebagai mitra, ketua kelompok, pembina tingkat desa dan kemudian Villa Domba sebagai pemilik ternak, Insya Allah impiannya seiring proses seleksi dan target pengembangan usaha maka akan ada pembina tingkat kecamatan yang harapannya akan berkembang lagi menjadi pembina tingkat kabupaten hingga pada akhirnya akan ada struktur jabatan pembina tingkat Provinsi di Villa Domba, Alhamdullilah, ulasan peneliti senior dimaksud menjadikan Kami semakin lebih percaya diri dalam melangkah, mohon doa dan bimbingan selalu! Peternak Rakyat, Siap! Merdeka!” Sebagaimana pesan sang penggagas Villa Domba yaitu pak Suhadi Sukama kepada penulis, “Bisnis dan Organisasi yang baik akan selalu Kuat karena berawal dari Akar Rumput!”

UPAYA MEMBANGUN PETERNAKAN 2014

Swasembada daging tahun 2010 gagal..... itu kata pak MENTAN. Untuk itu dibuat program baru . . . . . .Swasembada daging 2014 ...... Mudah2an kali ini tidak gagal .......Sebenarnya peternak maupun pedagang ternak yang mereka butuhkan itu uang. Jadi ujung-ujungnya harus berbentuk uang. Siapa yang mau merugi? pasti tidak ada. Nah itu sebabnya banyak yang sukses bergerak dibidang peternakan adalah bukan orang lulusan peternakan. Karena mereka dapat berpikir bagaimana menghasilkan uang.