Tuesday, February 8, 2011

DOMBA cacing

(dari blog orang lain)

Marilah berorientasi pada pengendalian penyakit, tindakan konprehensif yang tidak semata-mata menekankan pada pengobatan untuk mengobati setelah kasus penyakit terjadi.

Itulah yang ingin dikatakan Hanafiah dan Dwi Yulistiani sesuai sumber dari Balai Penelitian Ternak Litbang Peternakan dalam suatu kesempatan. Mereka pun menyampaikan hasil penelitian mereka berupa difusi inovasi teknologi pengendalian penyakit infeksi cacing saluran pencernaan secara berkesinambungan pada domba melalui pendekatan partisipatif di Desa Tegalsari, Purwakarta dan desa Pasiripis, Majalengka, Jawa Barat.

Menurut para peneliti itu, penyakit infeksi cacing pada saluran pencernaan pada domba merupakan salah satu penyakit yang menghambat produksi ternak domba terutama pada sistem pemeliharaan secara digembalakan. Cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah penyakit ini adalah melalui pemberdayaan dengan membekali pengetahuan peternak mengenai beberapa aspek produksi dan kesehatan ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi infeksi cacing.

Penelitian Balai Penelitian Ternak Litbang Peternakan itu dilakukan untuk mengetahui difusi inovasi teknologi pengendalian secara berkesnambungan penyakit infeksi cacing saluran pencernaan pada domba melalui pendekatan partisipatif di Desa Tegalsari, Kabupaten Purwakarta dan Desa Pasiripis, Majalengka. Inovasi teknologi yang diintroduksi berdasarkan problem yang ada dan dirasakan oleh peternak di kedua desa tersebut.

DOMBA kawin

(dari blog orang lain)

Penyerentakan berahi adalah memanipulasi proses reproduksi ternak hingga mengalami peristiwa berahi secara bersamaan.Penyerentakan berahi pada umumnya dilakukan dengan pemberian progestagen (progesteron sintetis) selama kurun waktu tertentu baik secara oral, penyuntikan maupun intravaginal.

Selengkapnya silahkan baca disini.

Sumber: www.peternakan.litbang.deptan.go.id

referensi

http://www.saungdomba.com/artikel-domba-garut/52-reproduksi-domba-ii

DOMBA kotoran

(dari blog orang lain)

Pupuk organik dari kotoran kambing-domba sangat bermanfaat bagi tanah maupun tanaman. Meskipun sebagai sumber hara N kalah dari urea, dalam jangka panjang manfaat pupuk organik lebih baik dibanding urea.
baca lebih lanjut di blog terkait

referensi

http://www.saungdomba.com/artikel-domba-garut/65-kotoran-domba-bisa-bernilai-ekonomis

DOMBA pakan

(dari blog orang lain)

1. SEJARAH SINGKAT
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).


2. JENIS
1) Hijauan Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan. Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
b. Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.


DOMBA masalahnya

(dari blog orang lain)
Tulisan ini telah diterbitkan dalam Majalah TROBOS No 101 Februari 2008 Tahun VIII"

Denie Heriyadi
Staf Pengajar pada Fakultas Peternakan Unpad
Litbang HPDKI Jabar

PENDAHULUAN
Pembangunan sektor pertanian dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi, senantiasa didorong

untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, hal ini tercermin dari visi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian, sedangkan dalam misi pembangunan peternakan antara lain adalah memfasilitasi penyediakan pangan asal ternak yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitasnya, memberdayakan SDM agar menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan (Departemen Pertanian, 2001). Salah satu komoditas perternakan yang memenuhi kriteria seperti pada visi daan misi di atas antara lain komoditas domba dan kambing.

Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak bangsa ternak yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 244 bangsa domba yang telah diidentifikasi dengan cukup baik dan dari 300 bangsa kambing yang tercatat, 81 bangsa kambing telah teridentifikasi dengan baik sehingga dari performa fisik dapat dibedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya (Heriyadi, dkk., 2002). Beberapa bangsa domba dan kambing tersebut terdapat telah berkembangbiak dengan baik pada berbagai kondisi dan wilayah di Indonesia.

DOMBA pasar nusantara

(dari blog orang lain)
membedakan domba dan kambing. Yang kita tahu, paling, rasa sate kambing lebih lezat dibanding sate domba. Selain bisa untuk bahan membuat topi koboi, ternyata domba juga bisa menghasilkan devisa negara, lho.

Pada dasarnya domba dan kambing merupakan jenis hewan ternak pemakan rumput yang tergolong ruminansia kecil, keduanya pun populasinya hampir tersebar merata dan ada di seluruh dunia. Namun bila kita melihat visual fisiknya dengan cermat maka domba berbeda dengan kambing.


Postur tubuh domba cenderung lebih bulat dibandingkan dengan kambing yang ramping. Daun telinga kambing panjang dan terkulai. Bentuk bulu domba pun lebih ikal dan keriting sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bulu wool sedangkan lain halnya dengan kambing yang cenderung lurus.

Hewan ternak domba yang ada sekarang diduga merupakan hasil dometikasi manusia dari 3 jenis domba liar: Domba Mouflon dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Domba Argali dari Asia Tenggara serta Urial dari Asia. Domba-domba ini awalnya diburu secara liar sampai akhirnya diternakkan oleh manusia.

Lebih bernilai komersial
Dibandingkan dengan sapi, babi, kuda dan kerbau sebagai sesama hewan ruminansia, hewan ternak domba lebih dulu memiliki nilai komersial sejak abad 7000 SM. Bahkan di Indonesia keberadaan hewan ternak domba dapat dilihat pada relief Circa 800 SM pada Candi Borobudur. Oleh karenanya tidak heran bila jumlah populasi domba jauh lebih banyak dibandingkan dengan kambing di dunia.

Data Food Agricultural Organization (FAO) tahun 2002, jumlah populasi domba dunia kurang lebih 1.034 milyar ekor sedangkan kambing hanya sekitar 743 juta. Populasi terbesar domba dan kambing dunia adalah di negara Tirai Bambu Cina, di mana negara kedua terbesar adalah Australia untuk domba dan India untuk kambing.

DOMBA mitra usaha (5)

(dari blog orang lain)

BISNIS AKAR RUMPUT
Sebuah tulisan yang dibuat oleh seorang peneliti senior di mana beliau merupakan salah satu guru penulis dalam bidang peternakan kambing domba. Bersatulah Peternak Rakyat Indonesia! Respond penulis terhadap tulisan senior dimaksud yang sengaja penulis posting pula pada Blog ini, “Villa Domba 100% Setuju! Berbasis kemitraan bersama peternak desa yang saat ini baru memiliki struktur peternak desa sebagai mitra, ketua kelompok, pembina tingkat desa dan kemudian Villa Domba sebagai pemilik ternak, Insya Allah impiannya seiring proses seleksi dan target pengembangan usaha maka akan ada pembina tingkat kecamatan yang harapannya akan berkembang lagi menjadi pembina tingkat kabupaten hingga pada akhirnya akan ada struktur jabatan pembina tingkat Provinsi di Villa Domba, Alhamdullilah, ulasan peneliti senior dimaksud menjadikan Kami semakin lebih percaya diri dalam melangkah, mohon doa dan bimbingan selalu! Peternak Rakyat, Siap! Merdeka!” Sebagaimana pesan sang penggagas Villa Domba yaitu pak Suhadi Sukama kepada penulis, “Bisnis dan Organisasi yang baik akan selalu Kuat karena berawal dari Akar Rumput!”

UPAYA MEMBANGUN PETERNAKAN 2014

Swasembada daging tahun 2010 gagal..... itu kata pak MENTAN. Untuk itu dibuat program baru . . . . . .Swasembada daging 2014 ...... Mudah2an kali ini tidak gagal .......Sebenarnya peternak maupun pedagang ternak yang mereka butuhkan itu uang. Jadi ujung-ujungnya harus berbentuk uang. Siapa yang mau merugi? pasti tidak ada. Nah itu sebabnya banyak yang sukses bergerak dibidang peternakan adalah bukan orang lulusan peternakan. Karena mereka dapat berpikir bagaimana menghasilkan uang.

DOMBA mitra usaha (4)

(dari blog orang lain)

lanjutan Catatan Kemitraan Villa Domba

Tentunya akan ada biaya yang muncul saat dilakukan kegiatan kemitraan oleh Villa Domba sebagai pemilik ternak, mulai dari biaya transportasi saat pengantaran domba ke kandang peternak mitra, penarikan domba dari kandang peternak mitra, biaya pengobatan ternak seandainya sakit di kandang peternak mitra, pembayaran bagi hasil anak domba termasuk biaya pemeliharaan induk domba manakala masih berada di kandang perkawinan koloni Villa Domba. Disinilah pentingnya keberadaan kartu administrasi kemitraan lainnya yaitu Kartu Biaya Kemitraan, data yang diisi pada kartu ini adalah bersifat internal yaitu sebagai data keuangan untuk perhitungan rugi laba usaha.


Komponen biaya terbesar adalah pada saat Kita melakukan kegiatan panen anak domba di mana bagi hasil kepada peternak mitra sebaiknya dibayarkan segera apabila Kita bermaksud memiliki anak domba tersebut termasuk bagi hasil untuk pembina kelompok bilamana sudah ditunjuk. Demikian pula kebalikannya apabila peternak mitra berkeinginan memiliki anak domba yang akan dipanen. Adapun pos-pos biaya lainnya tidak terlampau besar karena konsep dasar kemitraan yang dilakukan oleh Villa Domba sendiri adalah efesiensi biaya operasional dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Disisi lain usaha pembibitan ternak domba memiliki peluang bisnis menjanjikan baik bagi pemilik ternak maupun untuk pembina dan peternak mitra. Berikut contoh Kartu Biaya Kemitraan mengacu pada Kartu Kegiatan Kontrol Kemitraan:

KARTU BIAYA KEMITRAAN

Proyek Kemitraan : Pembibitan Induk/ Penggemukkan
Tanggal Awal Kemitraan : 01 Januari 2009
Nama Peternak Mitra : Bp. Dasep
Alamat Peternak Mitra : Gang Cisalak No. 2, RT. 03, RW. 05, Desa Jatisari
Kelompok Kemitraan Ternak : Jatisari 1
Kapasitas Kandang Kemitraan : 5 ekor

DOMBA mitra usaha (3)

(dari blog orang lain)

Lanjutan Catatan Kemitraan:


D.Pembuatan Kartu Administrasi Kemitraan



Tidak akan berjalan dengan baik kemitraan ternak domba apabila tidak diikuti fungsi administrasi terkait pengontrolan dan pencatatan laporan kemitraan, terlebih di sini induk domba adalah asset usaha. Salah satu cara yang dilakukan oleh Villa Domba yaitu dengan membuat kartu administrasi kemitraan, fungsi daripada kartu ini selain berisikan biodata peternak mitra adalah mencatat segala peristiwa dan kejadian yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kemitraan antara lain, kelahiran anak domba, kematian ternak, pengobatan penyakit, kehilangan ternak, biaya kemitraan yang telah dikeluarkan dan sebagainya. Villa Domba saat ini memiliki 2 jenis kartu administrasi kemitraan yaitu sebagai berikut:


Kartu Kegiatan Kontrol Kemitraan, kartu ini bersifat eksternal dan khusus mencatat biodata peternak mitra serta segala aktivitas yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kemitraan seperti, kelahiran anak domba, kematian domba, pengobatan penyakit, kehilangan ternak, awal tanggal kemitraan, penukaran dan penarikan domba.

Kartu Biaya Kemitraan, kartu ini bersifat internal dan khusus mencatat segala macam biaya yang dikeluarkan oleh manajemen Villa Domba terkait pelaksanaan kegiatan kemitraan sebagai data keuangan untuk perhitungan rugi laba usaha.

"Buat sistem administrasi yang mudah ditrack, transparan dan qualified! Ke depan kalau usaha ini semakin maju kemudian ada investor masuk maka data yang bicara!" perintah sang penggagas Villa Domba kepada penulis. "Sistem pun harus mudah dimengerti dan layak diaudit!" perintah sang penggagas lainnya.



DOMBA mitra usaha (2)

(dari blog orang lain)

Lanjutan Catatan Kemitraan (3)

B.Pembuatan Kandang Calon Peternak Mitra

Setelah proses seleksi calon peternak mitra rampung dilakukan, langkah berikutnya adalah persiapan bangunan kandang oleh peserta yang dinyatakan lulus seleksi sebagai peternak mitra. Bangunan kandang dibuat dengan biaya peternak mitra sesuai kesepakatan perjanjian kemitraan, di sini Kita dapat menilai sampai sejauhmana keseriusan peternak mitra dalam berperan serta pada kemitraan. Pemilik ternak memberikan waktu kepada peternak mitra untuk mempersiapkan kandang domba setidaknya satu bulan sebelum pengadaan ternak.

Keterbatasan biaya bisa jadi menyebabkan kandang yang dibuat oleh peternak mitra berbahan baku kayu bekas misalnya ataupun bambu ala kadarnya, namun selama bangunan kandang memenuhi kriteria tempat tinggal ideal untuk ternak domba maka jangan jadikan keterbatasan peternak mitra sebagai permasalahan bagi pemilik ternak. Adapun kriteria bangunan kandang yang ideal sebagai tempat tinggal bagi ternak domba adalah:

Kandang peternak mitra dibuat dengan model panggung sehingga kotoran dan urine ternak domba tidak menumpuk di lantai kandang sebagai sumber bibit penyakit. Selain itu kotoran ternak pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik bagi pemilik ternak ataupun peternak mitra.

Kandang peternak mitra memiliki atap yang dapat melindungi bagian dalam kandang dari terik sinar matahari ataupun air hujan. Atap bisa berupa genteng, seng, ijuk ataupun rumbia. Kontruksi atap dibuat miring untuk menghindari air hujan masuk ke dalam kandang. Tiang-tiang kandang harus kokoh walaupun dibuat dari kayu bekas dan bambu sehingga kandang tidak mudah roboh.


Lokasi bangunan kandang tidak jauh dari tempat tinggal peternak mitra untuk menghindari pencurian ternak. Jarak yang ideal dari tempat tinggal ke bangunan kandang adalah 5 sampai 10 meter. Di beberapa wilayah pedesaan bahkan banyak ditemui kandang peternak berdampingan dengan tempat tinggalnya. Kandang tidak berada pada lokasi yang rawan banjir ataupun mudah tergenang air.

DOMBA mitra usaha (1)

(dari blog orang lain)

Melanjutkan Catatan Kemitraan (2)
Belajar dari kekurangan dan kelemahan tradisi kemitraan ternak Domba Garut yang telah berjalan selama ini, penulis bersama manajemen dan tim Villa Domba pada akhirnya bersepakat perlu membuat suatu format baru dalam memulai kemitraan ternak domba bersama peternak desa. Kami memandang harus dilakukan perubahan terkait pola kemitraan yang berlaku pada sistem masyarakat desa selama ini menjadi bentuk kemitraan yang saling menguntungkan bagi si pemilik ternak dan pemelihara, tertulis dalam suatu kesepakatan kerjasama yang jelas antara si pemilik ternak dan pemelihara, seimbangnya hak dan kewajiban antara si pemilik ternak dan pemelihara, transparansi penetapan harga jual untuk pembagian keuntungan dan adanya fungsi kontrol dari pemilik ternak terhadap si pemelihara untuk kelancaran usaha. Tujuan dari perubahan ini tentunya adalah produksi ternak domba yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan pasar yang ada, penetapan standar harga jual yang jelas serta dimengerti oleh pihak konsumen di mana tetap memberikan keuntungan bagi pemilik ternak dan pemelihara tanpa terpengaruh oleh fluktuasi harga hewan ternak akibat faktor supply dan demand.

A.Proses Seleksi Calon Peternak Mitra
Secara psikologis pastinya akan banyak masyarakat desa yang berminat manakala ada seseorang yang menawarkan kemitraan ternak domba. Bagi warga desa yang belum pernah memelihara domba sekalipun maka sangat sederhana pemikirannya sehingga berani menyatakan minatnya pada kemitraan dimaksud, memelihara ternak domba adalah sesuatu yang mudah menurutnya karena hanya tinggal memberinya rumput dan menempatkannya pada satu kandang. Pemilik ternak pun langsung merasa senang karena memiliki mitra yang sudah mau memelihara dombanya.
Permasalahan biasanya akan muncul manakala pemeliharaan domba sudah berjalan, peternak mitra yang belum pernah memelihara domba mulai kebingungan manakala domba terkena penyakit misalnya, domba tidak mau makan umpamanya ataupun domba tiba-tiba mengalami kematian. Pemilik ternak tidak mampu berbuat banyak karena ia pun belum mengerti pengetahuan beternak domba. Tanpa bermaksud meragukan kemampuan peternak desa namun inilah kenyataan yang seringkali Kami temukan di lapangan, bahkan karena frustasinya dan tidak mau menanggung kerugian pada akhirnya bisa jadi si pemelihara ternak menjual ternak domba tanpa seijin pemiliknya ataupun ternak diberikan kepada warga lainnya tanpa sepengetahuan pemiliknya, banyak cerita beberapa pemilik ternak yang mengatakan bila mereka merugi karena domba-domba yang dititipkan ke masyarakat banyak yang sakit, hilang, dijual ataupun mati. Disinilah arti pentingnya proses seleksi yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh pemilik ternak terhadap calon peternak mitra yang akan memelihara dombanya nanti. Proses seleksi bisa dilakukan dalam bentuk tertulis ataupun wawancara seandainya calon peternak mitra mengalami kendala dalam kemampuan membaca dan menulis.

DOMBA berbagi bersama

(dari blog orang lain)

TERIMAKASIH PETERNAK RAKYAT!
“Gimana nih si abang! Masa peternak Gambung tidak pernah dikunjungi! Yang berkunjung pasti kang Alam bersama tim teknis lapangan terus!” sindir kang Budhi kepada penulis di mana kang Budhi merupakan Pembina dari Kelompok Ternak Rakyat Gambung sebagai salah satu lokasi kemitraan Villa Domba. Hari sudah larut malam di lokasi perkebunan organik dan peternakan Villa Domba namun pertemuan masih berlangsung dengan penuh semangat terkait persiapan panen hasil kemitraan domba di mitra Gambung esoknya sekaligus distribusi induk domba betina baru kepada peternak rakyat di wilayah tersebut.





KLIK Video(1)
http://www.youtube.com/watch?v=ZxiqCUx9N2k
Sebagaimana informasi yang seringkali penulis sampaikan pada Blog ini, kemitraan yang dilakukan oleh Villa Domba bersama masyarakat adalah menitipkan induk domba yang sudah bunting dengan usia kebuntingan 1 bulan untuk kemudian ditarik kembali setelah melahirkan anak berusia 3 bulan dan ditukar dengan induk bunting yang baru. Banyak keuntungan dengan cara ini antara lain, siklus reproduksi Domba Garut dapat tercapai yaitu beranak 3 kali dalam periode 2 tahun (5 bulan kebuntingan dan 3 bulan istirahat kawin), efesiensi biaya pakan dan meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat dengan pendapatan yang pasti. Rapat pada malam tersebut juga membahas terkait rencana pertemuan kelompok dan pembekalan teknis di Villa Domba bagi mitra peternak Gambung yang akan berlangsung tidak lama lagi.


KLIK Video(2)
http://www.youtube.com/watch?v=eJ4RAHS1blo
Inilah salah satu wilayah lumbung produksi ternak Villa Domba, setelah domba betina yang dimiliki oleh Villa Domba dinyatakan positif bunting oleh tim produksi di kandang sentra maka untuk selanjutnya domba tersebut langsung dimitrakan kepada peternak rakyat. Domba betina yang telah memiliki anak untuk selanjutnya ditarik kembali ke kandang Villa Domba untuk kegiatan perkawinan dan ditukar induk bunting baru bagi peternak rakyat. Insya Allah bilamana ada rejeki maka Kami pun sedang berencana membangun kandang koloni perkawinan di setiap lokasi kemitraan sehingga domba pun tidak perlu repot lagi dikawinkan di Villa Domba, mohon doa, banyak persiapan yang harus dilakukan pastinya, mulai dari pembekalan teknis seputar reproduksi bagi peternak rakyat hingga kesiapan tim lapangan tentunya.



DOMBA usaha setelah pensiun

(dari blog orang lain)

VD& MAJALAH PENGUSAHA

Tahukah pembaca? Menurut sebuah survei hanya 2% saja orang yang tetap dapat menikmati kehidupan mapan sesudah masa pensiun tanpa perlu lagi melakukan kegiatan produktif. Selebihnya akan membuka usaha, bekerja lagi, atau menggantungkan diri pada orang lain (sanak-keluarga). Ucapan terimakasih diucapkan oleh penulis mewakili tim Villa Domba kepada majalah pengusaha yang telah mengulas profile sang penggagas Villa Domba yaitu pak Suhadi Sukama, seorang ayah, guru, sahabat sekaligus teman bagi penulis, KLIK. http://www.majalahpengusaha.com/content/view/861/29/:

Menurut sebuah survei hanya 2% saja orang yang tetap dapat menikmati kehidupan mapan sesudah masa pensiun tanpa perlu lagi melakukan kegiatan produktif. Selebihnya akan membuka usaha, bekerja lagi, atau menggantungkan diri pada orang lain (sanak-keluarga). Tetapi terlepas dari hal itu, Suhadi Sukama, seorang pensiunan BUMN, berpendapat, bagi pensiunan lebih baik berusaha dibanding dengan menempuh kehidupan 'mantap' (makan tabungan pensiun). Namun baginya, seorang calon pensiunan ketika hendak mempersiapkan bisnis, ekspektasi seharusnya bukan menjadi konglomerat dari usaha baru yang dirintisnya, tapi agar mempunyai kegiatan pasca pensiun, dan terutama mempunyai penghasilan tambahan selain dari uang pensiunnya.

Ia juga berpendapat, idealnya bisnis pensiunan mulai dipersiapkan saat seseorang masih aktif bekerja. Persiapan tidak selalu harus diartikan berupa persiapan materi. Pada tahap awal bisa dimulai dari pembelajaran jenis usaha dan prospek usahanya melalui literatur, baik tentang usaha yang bersangkutan, cara produksi/ mendapatkan produk yang akan dijadikan usaha, analisa pasar dan harga, persaingan usaha, dan lain-lain.


DOMBA vs Sapi

(dari blog orang lain)

YA UNTUNG DOMBA ATUH ! ! !
Hatur nuhun pisan (terimakasih) kepada pak Suhadi, penggagas Villa Domba yang kembali mengisi Blog Domba Garut. Sebuah artikel menarik dengan judul:

Mana untung memelihara sapi atau domba ?

Rekan saya yang sama sama bukan jebolan peternakan dan pertanian, bertanya kepada saya ; mana untung memelihara sapi,atau domba ?. Saya jawab dengan tegas ........., untung memelihara domba dong ( maaf kepada para peternak sapi....., ini masalah keyakinan, yang khabarnya dilindungan Undang Undang).

Perhitungan saya sederhana ; bila kita punya modal katakan Rp 15 juta dan kita belikan sepasang induk sapi, maka dengan uang sama kita akan mendapat 10 ekor induk betina dan 2 ekor jantan domba. Setahun kemudian, kita akan mendapat 1 ekor anak sapi, atau sedikitnya kita akan memperoleh 20 ekor anak domba (masa hamil domba Cuma 5 bulan, sapi 11 bulan). Setelah dewasa, pendapatan kotor dari sapi Rp 7.5 juta,sedang domba Rp 30 juta.

Itulah gambaran peluang usaha, bisa ya bisa juga tidak benar....., paling tidak, itulah gambaran mimpi seorang peternak. Walaupun untuk mewujudkannya perlu usaha keras dan memerlukan perhitungan dan pertimbangan yang matang terutama dalam hal kebutuhan & biaya pakan, perawatan kesehatan ternak, serta upaya optimal mereproduksi indukan domba.

Pakan domba, adalah rumput dan hijauan kadang diberi makanan tambahan berupa konsentrat untuk memacu pertumbuhan dan berat ternak. Usahakan biaya pakan serendah mungkin, misalnya dengan memanfaatkan lahan/tegalan milik perhutani, rumputan dari pematang sawah, atau lahan sendiri. Tenaga tukang arit, bila tidak jauh sumber pakannya dapat menangani 50 ekor domba sehingga biaya pakan adalah biaya tukang arit. Pada kondisi tertentu (musim kemarau/lahan terbatas), sumber pakan dapat memanfaatkan limbah pasar, limbah industri makanan dll


Perawatan & kesehatan ternak, bila domba dipelihara oleh seorang tukang (bisa merangkap tukang arit) yang terampil dan berpengalaman, tidak perlu terlalu dirisaukan. Biaya untuk perawatan &kesehatan ternak, relatif rendah. Yang perlu dipelajari sebelumnya,apakah daerah peternakan (tanya dinas peternakan) tercatat sebagai daerah endemik penyakit ternak berbahaya?. Bila bukan daerah endemik,perawatan rutin dapat dilaksanakan sendiri dengan resiko kematian rendah.

DOMBA jenis usaha

(dari blog orang lain)

IMPIAN KAMI

Hijau& Sejukkan Negeriku: ”Pah, nulis lagi lah untuk bisa berbagi pengalaman, suka dan duka dalam agribisnis.” pinta penulis kepada pak Suhadi, sang creator sekaligus ayah bagi penulis. ”Tugas kamu lah itu sebenarnya. Yang muda yang tampil dan bicara.” jawabnya. ”Tapi yang tua pastinya tetap tampil juga untuk membina dan mengayomi yang muda dengan pengalaman dan jam terbangnya.” balas penulis. Yes, akhirnya pak Suhadi pun luluh, di tengah kesibukannya maka ia pun akan mencoba memberikan kontribusi terhadap keberadaan Blog ini melalui tulisan yang coba beliau buat, ”Menulis harus dengan hati dan sesuai apa yang kita sudah alami terkait Agribisnis.” ucapnya sebagai saran yang selalu disampaikan kepada penulis. Sebuah menu khusus yaitu Sang Penggagas coba penulis buat pada Blog ini. Berikut share pengalaman dari pak Suhadi, penggagas Villa Domba: